Oleh: Sutriani
Clara
Semilir
angin membawa kesejukan di setiap penjuru kota ini. Burung-burung camar riuh
berkicau dan terbang membumbung tinggi seakan-akan ingin mencakar birunya
langit yang begitu sempurna. Bukan mentari jika hangatnya tidak sampai
menenyentuh pori-pori kulit. Kehangatan yang menyambut di pagi yang penuh dengan
kenikmatan, berluapan anugerah indah selalu dapat dirasakan, sempurnanya
sungguh, membangkitkan semangat dari jiwa.
Hari
yang cerah pun kembali menyambut, membangkitkan semangat orang-orang yang ingin
segera beraktivitas. Kaki dengan semangatnya melangkah bersama tujuan yang
pasti, ada yang mencari nafkah bahkan ada yang menghabiskan waktunya untuk
berlibur di akhir pekan ini. Banyak juga orang-orang di akhir pekan ini sebagian
orang-orang menghabiskan waktunya pergi
berlibur bersama keluarga.
Clara
yang dari Singapura bersama keluarga sedang berlibur di rumah neneknya yang ada
di jogjakarta. Calara pun sangat heran sekali ketika diakhir pekan diajak
keluarga nenek pergi menaiki andong. Nek...aku pokoknya belum mau pulang, biar
mama duluan yang pulang ke Singgpur ya nek? Aku masih merasa nyaman berada di
sini nek..., ‘’rengek Clara merayu neneknya’’. Waduh....ndok..la kog ndak mau
pulang ikut mama mu, la teros kuliahmu bagaimana ndok ayu??iya...bener kamu mau
kuliahmu tertunda? ‘’Sahut mama Clara yang sebenarnya tahu bahwa anaknya
benar-benar merasa nyaman tinggal di rumah neneknya’’.
Sebuah
pusat perbelanjaan, alun-alun dan tempat-tampat lainnya yang berada di kawasan
Jogjakarta menjadi tujuan keluarga Clara untuk menghabiskan waktu liburnya.
Entah apa yang Clara rasakan selain rasa nyaman itu, tiba-tiba tidak ingin
melanjutkan kuliahnya di singapur tinggal bersama mama dan papanya. Clara
memang perempuan yang cerdas dan memang baru pertama kali ini dia diajak oleh
ke dua orang tuanya untuk berlibur ke tempat neneknya. Ma...aku rela pindah
kuliah di sini ma dan jauh sama mama dan papa, kan di sisni ada Bu lek, Bu de
nenek juga masih sehat kekek juga....ya ma?ya ma....., please ?!!. Mama Cuma bisa bilang iya ...,boleh
sayang tapi, papa mu belum tentu boleh, iya kan pa? Tidak ,sekali papa jawab
tidak tetep tidak Clara. Clara yang benar-benar selalu mendengarkan nasehat
orang tuanya begitu papanya tidak merestuinya untuk pindah kuliah, kemudian dengan
wajah memelas dan kecewa. Clara langsung diam dan tidak berani membantah
papanya.
Setelah
pulang dari jalan-jalan, sampai rumah nenek sepertinya Clara lelah sekali. Selalu
bertanya-tanya sebenarnya alasan apa yang membuat papanya tidak mengizinkan dia
pindah kuliah, Clara pun menjadi tidak tenang fikirannya sore itu. Clara yang
sedang tiduran di kamar neneknya tidak sengaja mendengarkan perbincangan papa
dan mamanya di ruang tamu. Perbincangan itu ternyata membahas persoalan Clara
yang ingin pindah kuliah. Pa..., biarkan saja Clara pindah kuliah pa, biarkan dia
jadi anak mandiri. Bukannya papa tidak mengizinkan Clara pindah ma..,tapi papa
belum siap jauh dari Clara ma. Hanya satu itu harapan kita bukan?. Sejak Clena
anak pertama kita meninggal sungguh.., sedih sekali hati papa ma, dan itu lah
mengapa papa tidak mengizinkan Clara pindah kuliah di sisni bersama neneknya,
bu de, dan saudara lainnya. Ya sudah pa, no
problem..yang penting papa bisa jelasin langsung ke Clara apapun itu
alasannya. Kasihan Clara pa..,tidak
berani menanyakan alasan papa, tahu sendiri kan pa anak kita clara selalu saja
meuruti apa pun keputusan orang tuanya
Cah
ayu..,’’tiba-tiba nenek masuk ke kamar menemui Clara’’. Lho...cucunya nenek
yang ayu dewe kok ndak bobok? Pasti lelah ya,langsung mandi saja sudah sore
biar badannya segar dan tambah ayunya nanti ‘’hibur nenek yang tahu bagai mana
perasaan Clara’’. Ndok cah ayu, jangan sedih..keputusan papamu untuk kamu tidak
boleh pindah kuliah itu sudah yang terbaik buat kamu ndok. Mereka itu pasti
karena tidak ingin jauh dari kamu. Lho..kok nenek tahu, nek?ya tahu to, wong
ayahmu itu sayang sekali sama kamu ndok. Begini saja, tidak usah sedih, kalau
Cuma ingin berlibur ke sini kan kuliahmu ada libur to ndok, kamu bisa main
lagi, gmana?tapi kan nek, Clara pengennya kuliah di sini. Ssst...sudah-sudah
nanti malah papamu marah lho, nenek takut !!. Nanti dibicarakan lagi sama
mamamu ya sayang ya? Eh..eh...cucune nenek memang sudah besar, sudah gadis
mandi saja sudah sore biar seger badannya ya? Nenek rebuskan air hangat buat
Clara mandi. Tidak usah nek..,tapi boleh juga donk nek, he...he. Hem kamu ini
lo, ya sudah nenek rebusin air dulu buat cucu nenek tersayang...makasih nek.
Iya...
suasana
rumah nenek memang mengesankan, di depan rumah nenek sawah-sawah yang ditanami padi hijau menggoda membuat suasana
keindahan pedesaan itu sangat terasa nyaman. Setelah empat hari Clara berlibur
tempat neneknya terasa sekali kesedihan Clara yang tinggal tiga hari lagi
meninggalkan rumah nenek. Clara membayangkan jika papanya mengizinkannya untuk
pindah kuliah di Jogja ini, namun oh...itu tidak mungkin karena papanya belum
sanggup jika harus jauh dari Clara. Mama
Clara memang selalu memahami perasaan Clara, dilihatnya Clara merenung berdiam
diri sambil melempari batu-batu kecil ke arah padi yang dimakan burung. Coba
saja papamu mengizinkan kamu nak... untuk pidah kuliah di Jogja, biarkan
hidupmu semakin dewasa bisa mandiri. Tidak selalu tergantung dengan orang tua, ‘’kata
mama Clara dalam hatinya’’. Ma..., mama dari tadi di sisni. Tidak.., baru saja
sayang. Bagaimana masih terasa lelah badanmu seharian kemarin jalan-jalan?
Tidak ma.., sungguh sebuah perjalanan yang mengasikkan kok ma jadi sedikitpun
lelah tidak terasa. Syukurlah sayang.., kamu sudah siap kan tiga hari lagi kita pulang ke rumah dan kamu masih
bisa kok main ke rumah nenek tapi tunggu waktu kuliahmu libur. Iya ..ma pasti
Clara selalu merindukan suasana seperti ini.
Orang tua Clara memang sudah lama tinggal di
Singapura, semenjak papa Clara mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan di
sana. Selama tinggal di sana sedikit pun
Clara belum pernah merasakan hidup di pedesaan, bebeda dengan almarhum Clena
kakak Clara. Clena bahkan sempat mencicipi bangku kuliah di Jogja dan tinggal
bersama neneknya. Sayang sekali, penyakit kanker otak membuat Clena harus pergi
meninggalkan keluarga dan orang-orang didekatnya untuk selamanya.
Matahari menyambut pagi yang penuh dengan
kenimatan, tidak lama lagi Clara bersama papa dan mamanya harus pergi meninggalkan
desa nenek tercinta. Clara pasti akan selalu merindukan suasana yang
mendamaikan itu. Sebelum hari pemberangkatan yang tidak lama lagi tinggal dua
hari, Clara ingin menghabiskan waktunya untuk mengunjungi tempat-tempat wisata
lainnya yang ada di jogja. Tidak lupa juga Clara mengajak papa dan mamanya
untuk kuliner mencicipi berbagai makanan khas yang ada. Kamu harus kembali
semangat Clara, papa sangat menyayangimu, sebab itu lah papa tidak mengizinkanmu
kuliah di sisni,’’kata papa Clara’’. Iya pa.., Clara bisa mengerti kok pa,
‘’jawab Clara dengan tulus’’.
Malam terakhir suasana rumah nenek Clara
sangat ramai. Semua keluarga nenek berkumpul. Semua bajumu sudah kamu rapikan
ndok? jangan sampai ada yang lupa lho,’’tanya nenek dengan penuh perhatian’’.
Sudah nek, baju batik yang belikan nenek juga sudah Clara masukkan di koper kok
nek. Oh..iy nek, kakek belum dikasih
tahu kalau Clara besok pulang kan nek? Sudah..,kakekmu ya sama seperti kamu, sedih
cucunya mau pulang. Kata kakekmu kapan-kapan kudu main ke rumah nenek lagi. O...pasti
itu nek. Clara kini tinggal menghitung waktu demi waktu, untuk kmebali menuju
rumah bersama papa dan mamanya.
Dilihatnya jarum jam pun begitu cepat berputar apa lagi ketika Clara
melihat tiket pesawat yang ada di meja tampak jelas bahwa dia yakin akan
meninggalkan desa nenek tersayang. Clara sudah menerima dengan ikhlas keputusan
papanya.
Pagi itu semua keluarga nene berkumpul
untuk mengantarkan kepergian keluarga Clara. Tepat dua jam sebelum
pemberangkatan keluarga Clara menuju Bandara. Tidak ada angin, tidak ada badai
tiba-tiba saja ada sebuah keujutan buat Clara. Nak.., tidak perlu kamu membawa
koper ke luar. Clara bingung dan ditatapnya ke dua mata papanya dengan tanda
tanya. Maksud papa apa?, apa papa masih marah dengan Clara pa?, ‘’jawab Clara
seakan merasa papanya marah dengannya’’. Tidak sayang, papa sudah memutuskan
kalau papa menyetujui permintaanmu untuk tinggal di sini bersama nenek dan
pindah kuliah di sini. Yes..yes...yes..,!! hore...hore....hore....,!! ’’Clara
memeluk papanya dan membisikkan kata terimakasih kepada papanya’’.
Nek...akhirnya papa mengizinkan Clara tinggal di sini nek. Iya cucuku...papamu
pasti selalu memberikan terbaik untuk anaknya. Hore...hore.., kemudian
dibawanya lagi koper ke dalam rumah neneknya.
***Sekian***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar