Senin, 12 November 2012

Cerpen


Oleh: Sutriani

 Clara
Semilir angin membawa kesejukan di setiap penjuru kota ini. Burung-burung camar riuh berkicau dan terbang membumbung tinggi seakan-akan ingin mencakar birunya langit yang begitu sempurna. Bukan mentari jika hangatnya tidak sampai menenyentuh pori-pori kulit. Kehangatan yang menyambut di pagi yang penuh dengan kenikmatan, berluapan anugerah indah selalu dapat dirasakan, sempurnanya sungguh, membangkitkan semangat dari jiwa.
Hari yang cerah pun kembali menyambut, membangkitkan semangat orang-orang yang ingin segera beraktivitas. Kaki dengan semangatnya melangkah bersama tujuan yang pasti, ada yang mencari nafkah bahkan ada yang menghabiskan waktunya untuk berlibur di akhir pekan ini. Banyak juga orang-orang di akhir pekan ini sebagian orang-orang  menghabiskan waktunya pergi berlibur bersama keluarga.
Clara yang dari Singapura bersama keluarga sedang berlibur di rumah neneknya yang ada di jogjakarta. Calara pun sangat heran sekali ketika diakhir pekan diajak keluarga nenek pergi menaiki andong. Nek...aku pokoknya belum mau pulang, biar mama duluan yang pulang ke Singgpur ya nek? Aku masih merasa nyaman berada di sini nek..., ‘’rengek Clara merayu neneknya’’. Waduh....ndok..la kog ndak mau pulang ikut mama mu, la teros kuliahmu bagaimana ndok ayu??iya...bener kamu mau kuliahmu tertunda? ‘’Sahut mama Clara yang sebenarnya tahu bahwa anaknya benar-benar merasa nyaman tinggal di rumah neneknya’’.
Sebuah pusat perbelanjaan, alun-alun dan tempat-tampat lainnya yang berada di kawasan Jogjakarta menjadi tujuan keluarga Clara untuk menghabiskan waktu liburnya. Entah apa yang Clara rasakan selain rasa nyaman itu, tiba-tiba tidak ingin melanjutkan kuliahnya di singapur tinggal bersama mama dan papanya. Clara memang perempuan yang cerdas dan memang baru pertama kali ini dia diajak oleh ke dua orang tuanya untuk berlibur ke tempat neneknya. Ma...aku rela pindah kuliah di sini ma dan jauh sama mama dan papa, kan di sisni ada Bu lek, Bu de nenek juga masih sehat kekek juga....ya ma?ya ma....., please  ?!!. Mama Cuma bisa bilang iya ...,boleh sayang tapi, papa mu belum tentu boleh, iya kan pa? Tidak ,sekali papa jawab tidak tetep tidak Clara. Clara yang benar-benar selalu mendengarkan nasehat orang tuanya begitu papanya tidak merestuinya untuk pindah kuliah, kemudian dengan wajah memelas dan kecewa. Clara langsung diam dan tidak berani membantah papanya.
Setelah pulang dari jalan-jalan, sampai rumah nenek sepertinya Clara lelah sekali. Selalu bertanya-tanya sebenarnya alasan apa yang membuat papanya tidak mengizinkan dia pindah kuliah, Clara pun menjadi tidak tenang fikirannya sore itu. Clara yang sedang tiduran di kamar neneknya tidak sengaja mendengarkan perbincangan papa dan mamanya di ruang tamu. Perbincangan itu ternyata membahas persoalan Clara yang ingin pindah kuliah. Pa..., biarkan saja Clara pindah kuliah pa, biarkan dia jadi anak mandiri. Bukannya papa tidak mengizinkan Clara pindah ma..,tapi papa belum siap jauh dari Clara ma. Hanya satu itu harapan kita bukan?. Sejak Clena anak pertama kita meninggal sungguh.., sedih sekali hati papa ma, dan itu lah mengapa papa tidak mengizinkan Clara pindah kuliah di sisni bersama neneknya, bu de, dan saudara lainnya. Ya sudah pa, no problem..yang penting papa bisa jelasin langsung ke Clara apapun itu alasannya. Kasihan  Clara pa..,tidak berani menanyakan alasan papa, tahu sendiri kan pa anak kita clara selalu saja meuruti apa pun keputusan orang tuanya
Cah ayu..,’’tiba-tiba nenek masuk ke kamar menemui Clara’’. Lho...cucunya nenek yang ayu dewe kok ndak bobok? Pasti lelah ya,langsung mandi saja sudah sore biar badannya segar dan tambah ayunya nanti ‘’hibur nenek yang tahu bagai mana perasaan Clara’’. Ndok cah ayu, jangan sedih..keputusan papamu untuk kamu tidak boleh pindah kuliah itu sudah yang terbaik buat kamu ndok. Mereka itu pasti karena tidak ingin jauh dari kamu. Lho..kok nenek tahu, nek?ya tahu to, wong ayahmu itu sayang sekali sama kamu ndok. Begini saja, tidak usah sedih, kalau Cuma ingin berlibur ke sini kan kuliahmu ada libur to ndok, kamu bisa main lagi, gmana?tapi kan nek, Clara pengennya kuliah di sini. Ssst...sudah-sudah nanti malah papamu marah lho, nenek takut !!. Nanti dibicarakan lagi sama mamamu ya sayang ya? Eh..eh...cucune nenek memang sudah besar, sudah gadis mandi saja sudah sore biar seger badannya ya? Nenek rebuskan air hangat buat Clara mandi. Tidak usah nek..,tapi boleh juga donk nek, he...he. Hem kamu ini lo, ya sudah nenek rebusin air dulu buat cucu nenek tersayang...makasih nek. Iya...
suasana rumah nenek memang mengesankan, di depan rumah nenek sawah-sawah yang   ditanami padi hijau menggoda membuat suasana keindahan pedesaan itu sangat terasa nyaman. Setelah empat hari Clara berlibur tempat neneknya terasa sekali kesedihan Clara yang tinggal tiga hari lagi meninggalkan rumah nenek. Clara membayangkan jika papanya mengizinkannya untuk pindah kuliah di Jogja ini, namun oh...itu tidak mungkin karena papanya belum sanggup jika harus jauh dari Clara.  Mama Clara memang selalu memahami perasaan Clara, dilihatnya Clara merenung berdiam diri sambil melempari batu-batu kecil ke arah padi yang dimakan burung. Coba saja papamu mengizinkan kamu nak... untuk pidah kuliah di Jogja, biarkan hidupmu semakin dewasa bisa mandiri. Tidak selalu tergantung dengan orang tua, ‘’kata mama Clara dalam hatinya’’. Ma..., mama dari tadi di sisni. Tidak.., baru saja sayang. Bagaimana masih terasa lelah badanmu seharian kemarin jalan-jalan? Tidak ma.., sungguh sebuah perjalanan yang mengasikkan kok ma jadi sedikitpun lelah tidak terasa. Syukurlah sayang.., kamu sudah siap kan tiga  hari lagi kita pulang ke rumah dan kamu masih bisa kok main ke rumah nenek tapi tunggu waktu kuliahmu libur. Iya ..ma pasti Clara selalu merindukan suasana seperti ini.  
       Orang tua Clara memang sudah lama tinggal di Singapura, semenjak papa Clara mendapat pekerjaan di salah satu perusahaan di sana. Selama tinggal di sana  sedikit pun Clara belum pernah merasakan hidup di pedesaan, bebeda dengan almarhum Clena kakak Clara. Clena bahkan sempat mencicipi bangku kuliah di Jogja dan tinggal bersama neneknya. Sayang sekali, penyakit kanker otak membuat Clena harus pergi meninggalkan keluarga dan orang-orang didekatnya untuk selamanya.
     Matahari menyambut pagi yang penuh dengan kenimatan, tidak lama lagi Clara bersama papa dan mamanya harus pergi meninggalkan desa nenek tercinta. Clara pasti akan selalu merindukan suasana yang mendamaikan itu. Sebelum hari pemberangkatan yang tidak lama lagi tinggal dua hari, Clara ingin menghabiskan waktunya untuk mengunjungi tempat-tempat wisata lainnya yang ada di jogja. Tidak lupa juga Clara mengajak papa dan mamanya untuk kuliner mencicipi berbagai makanan khas yang ada. Kamu harus kembali semangat Clara, papa sangat menyayangimu, sebab itu lah papa tidak mengizinkanmu kuliah di sisni,’’kata papa Clara’’. Iya pa.., Clara bisa mengerti kok pa, ‘’jawab Clara dengan tulus’’.
     Malam terakhir suasana rumah nenek Clara sangat ramai. Semua keluarga nenek berkumpul. Semua bajumu sudah kamu rapikan ndok? jangan sampai ada yang lupa lho,’’tanya nenek dengan penuh perhatian’’. Sudah nek, baju batik yang belikan nenek juga sudah Clara masukkan di koper kok nek. Oh..iy nek,  kakek belum dikasih tahu kalau Clara besok pulang kan nek? Sudah..,kakekmu ya sama seperti kamu, sedih cucunya mau pulang. Kata kakekmu kapan-kapan kudu main ke rumah nenek lagi. O...pasti itu nek. Clara kini tinggal menghitung waktu demi waktu, untuk kmebali menuju rumah bersama papa dan mamanya.  Dilihatnya jarum jam pun begitu cepat berputar apa lagi ketika Clara melihat tiket pesawat yang ada di meja tampak jelas bahwa dia yakin akan meninggalkan desa nenek tersayang. Clara sudah menerima dengan ikhlas keputusan papanya.
     Pagi itu semua keluarga nene berkumpul untuk mengantarkan kepergian keluarga Clara. Tepat dua jam sebelum pemberangkatan keluarga Clara menuju Bandara. Tidak ada angin, tidak ada badai tiba-tiba saja ada sebuah keujutan buat Clara. Nak.., tidak perlu kamu membawa koper ke luar. Clara bingung dan ditatapnya ke dua mata papanya dengan tanda tanya. Maksud papa apa?, apa papa masih marah dengan Clara pa?, ‘’jawab Clara seakan merasa papanya marah dengannya’’. Tidak sayang, papa sudah memutuskan kalau papa menyetujui permintaanmu untuk tinggal di sini bersama nenek dan pindah kuliah di sini. Yes..yes...yes..,!! hore...hore....hore....,!! ’’Clara memeluk papanya dan membisikkan kata terimakasih kepada papanya’’. Nek...akhirnya papa mengizinkan Clara tinggal di sini nek. Iya cucuku...papamu pasti selalu memberikan terbaik untuk anaknya. Hore...hore.., kemudian dibawanya lagi koper ke dalam rumah neneknya.

                                         ***Sekian***
    








     









Tidak ada komentar:

Posting Komentar