Minggu, 04 November 2012

cerpen (Secangkir Susu dan Sepotong Cokelat


 Oleh; Sutriani
          
               Secangkir susu dan sepotong cokelat


Matahari itu sayup seolah enggan bersinar. Lain halnya dengan suara ayam yang selalu ricuh di mana induk ayam saling berbagi makanan dengan anaknya. Sungguh, pagi itu tetap saja tampak indah . Ayah sudah berangkat kerja bu?. ‘’Tanya Renata yang baru saja bangun tidur’’. Sudah.., kamu ini lo gadis kog bangunnya siang, mbok ya bangun pagi bantuin ibumu ini masak wong biasanya juga bantuin. Badanku kurang enak bu, tadi malam ndak bisa tidur, hem...entahlah bu kog aku sekarang kurang semangat.  Sudah....sudah pasti gara-gara pacar, iya to? Mbok ya kamu itu ndak usah maksa diri begitu. Kalau memang Dimas udah ndak cocok sama kamu buat apa dipertahankan? Ibu juga pernah muda nak...., tapi ibu tahu lelaki mana yang bisa dipertahankan dan lelaki mana yang tidak bisa dipertahankan. coba kamu belajar dari ibumu, dulu sewaktu ayahmu mendekati ibu banyak sekali pengorbanan yang ayahmu lakukan. Tidak mudah juga mendapatkan hati ibu, karena ibu tidak ingin hidup ini sia-sia hanya karena teman dekat, pacar, atau apa lah yang ndak jelas gitu. Tapi ayahmu luar biasa ketulusannya bisa dipercaya, sedikit pun tidak pernah menyakiti hati ibu. Sebab itu lah ibu mau diajak ayahmu menikah. Masa depanmu masih panjang ndok...manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya, lakukan yang penting yang ndak penting buang saja percumah .Coba lihat kedua bola matamu, merah, sembab buat apa pacar ndak bener ditangisi?, kamu itu lo ndok... kudu diberi motivasi, ndak usahlah punya pacar, lebih baik punya teman-teman yang banyak tapi yang baik-baik, apa ndak gaul kalau ndak punya pacar? Hem...heran memang anak zaman sekarang, ‘’ ibu Renata menggerutu’’. Ibu Renata selalu memberi nasehat dengan bijak, karena tidak ingin anak satu-satunya itu tergaggu hidupnya hanya karena Dimas. Dari dulu ibunya memang tidak pernah menyetujui jika Dimas berpacaran dengan anak putrinya. Renata hanya termenung, menunggu jawaban yang terombang-ambing dalam benaknya, seolah-olah dia bingung mau kemana menghilangkan beban fikiran yang tidak tentu arah itu. Bayang-bayang Dimas selalu saja mengahantuinya, masih tampak jelas sekali kejadian waktu itu di saat Renata mengetahui Dimas masih saja menjalin hubungan dengan mantan kaksihnya. Ya Gusti......beri petunjuk atas apa yang menjadi beban fikiranku saat ini, beri kemudahan, beri jalan ke luar sungguh, sudah tidak sanggup lagi aku mempertahankan cinta ini, “Renata berdo’a sambil meneteskan air matanya’’.
Sebuah keajaiban  memang bisa datang kapan saja, pagi, siang, sore, malam bahkan dalam hitungan jam pun tidak dapat dipastikan kedatangnnya. Entah ada angin apa tiba-tiba Zaki datang membawa keajaiban yang tidak pernah diduga oleh Renata. Zaki tidak rela jika sahabatnya itu selalu sedih hanya karena sesuatu hal yang tidak penting dan menjenuhkan itu. Bagi Zaki membuat Renata semangat dan selalu ceria itu hal yang istimewa karena sebagai sahabat dalam suka dan duka harus selalu dirasakan bersama.  Sebuah restoran romantis ke dua sahabat itu saling bercanda. sepertinya Renata kini bisa malalui hari-harinya dengan penuh semangat, berkat Zaki sahabatnya yang pandai sekali menghiburnya di saat Renata ada masalah. Secangkir susu ini semanis senyummu Renata...., “goda Zaki kapada Renata”. Coba kamu lihat, dengan tatapan yang serius dan penuh kelembutan diambilnya sepotong cokelat lalu dimasukkan ke dalam secangkir susu tadi. Apa maksudmu ini Zaki? tanya Renata serba bingung melihat sahabatnya itu selalu saja banyak ide”. Sepotong cokelat yang meleleh dalam secangkir susu ini akan labih manis jika ke duanya tercampur, rasa manisnya pun takkan terlalu terasa pekat namun terasa sempurna. maksdunya apa sih Zaki....aku jadi bingung deh. Renata sedikit memahami sepertinya ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu. Renata memang merasa damai dan nyaman ketika sedang berdua dengan Zaki begitu juga Zaki tidak rela rasanya bila Renata harus tetap mempertahankan hubungannya dengan Dimas. Digenggamnya erat-erat tangan Renata kemudian dengan seriusnya Zaki mengatakan bahwa ungkapan tadi mewakili isi hatinya kepada Renata. “Sesungguhnya, disaat rasa bahagiamu bersamaku akan  menjadi satu menjadi sebuah rasa yang sempurna bukan terlalu terasa pekat namun terasa sempurna”, passssss......!! kamu maksud kan Renata? Aku ingin kita menjadi satu, menjadi sebuah rasa yang sempurna aku ingin kau mampu jalani bersamaku dan bahagia bersamaku. Renata kemudian mengangguk dan membalas senyum tulus Zaki. Ini cintaku datang, karena aku tahu bukankah kau selama ini mencintaiku bukan? Kata Zaki sambil mengerlipkan matanya.
          Tampak jelas sudah kebusukan Dimas, semakin hari semakin menyakitkan. Banyak bukti-bukti yang bisa dijadikan sebagai penguat alasan Renata memutuskan Dimas. Renata berharap Dimas tidak lagi mempengaruhi Renata untuk tetap mempertahankan hubungan itu. Renata begitu putus dengan Dimas dia akan merasa hidup yang begitu sempurna karena Zaki telah menjadi kekasihnya, sebagai pengganti Dimas. Akhirnya pun di suatu tempat Renata mengajak Dimas untuk bertemu dan ternyata Dimas pun mengakui kesalahannya. Meskipun Dimas sudah diputuskan, tetap saja tidak terima dan tidak ingin mengakhiri hubungannya dengan Renata. Dimas tidak pernah mengakui kalau dia masih menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya. Renata sudah memutuskan hal itu, dan memang sudah berjanji tak ingin kembali atau bahkan memafkan kesalahan Dimas. Cukup sampi di sini Dimas.....selamat tinggal, “ucapan terakhir Renata kepada Dimas”.
          Semakin hari Renata tampak semakin ceria, bagitu juga dengan Zaki merasa bahagia dan memuji Renata bahwa Renata wanita yang hebat dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dalam menghadapi sifat kerasnya Dimas. Bagaimana hari-harimu saat ini Renata??”tanya Zaki dengan nada yang lembut”. Sambil digenggamnya ke dua tangan Zaki kemudian Renata membisikkan “Sungguh.....kau hadir menjadikan hidupku lebih berwarna, terima kasih sayang’’. Zaki hanya tersenyum dan menganggukkan kepala. Terimakasih juga Renata...ini sudah menjadi takdir. Nanti malam aku ingin mengajakkmu jalan ke taman di mana kita pernah bermain di sana semasa kecil dulu. Aku bersyukur dan bangga Zaki, aku mengenalmu bukan hanya saat ini saja namun, sewaktu kecil kita sudah menjadi seorang sahabat yang saling setia bukan? em..iya, itu benar sayang.
          Wah....wah..., kog setiap hari sumringah terus, ada apa to ndok? Ibu heran sama kamu, penasaran juga ibu mbok cerita wong biasanya curhat. Ibu Renata ternyata memperhatikan sifat Renata akhir-akhir ini yang tidak seperti biasanya. Diceritakan semua masalah-masalah yang sudah dihadapinya, dari dia bisa memutuskan Dimas sampai dia jadian dengan Zaki. Ibu Renata hanya tersenyum dan sepertinya memang setuju anak putri satu-satunya berteman dekat dengan Zaki. Ingat ndok...., kalau sedang bahagia jangan terlalu bahagia, kalau sedih juga jangan terlalu sedih sekarang jalani saja dengan Zaki mudah-mudahan hari-harimu selalu ceria. Ibu kan juga suka lihatnya, ya ndok? Makasih ibu..,
          Malam yang dijanjikan Zaki untuk bertemu dengan Renata di sebuah taman tidak jauh dari rumahnya. Taman yang indah dengan bunga-bunga yang tersusun rapi mereka saling bercanda dan ingin menghabiskan waktu hingga tiada ujung bersama Zaki. Di taman itu lah Zaki melihat Renata tampak lebih cantik, manis senyum Renata yang memang tidak bisa dilupakan. Banyak sudah ungkapan-ungkapan bahagia dan syukur kepada Zaki. Namun Zaki hanya terdiam dan tidak seperti biasanya. Zaki...apa kamu bisa merasakan apa yang aku rasakan?saat ini, kemarin, bahkan setiap aku ada didekatmu..? aku ingin bahagia hanya bersamamu Zaki. Ternyata rembulan yang bersinar perlahan meredup karena tertutup awan yang begitu tebal. Taman yang indah itu menjadi gelap, kerlip lampu pun tak mampu menghiasi gelapnya taman malam itu. Zaki...., kenapa kamu diam saja?kamu jahat Zaki.., dipukul-pukulnya pundak Zaki dengan rengekan manjanya Rena. Kemudian Zaki menatap mata Rena dengan penuh kasih. Semakin penasaran Rena sebenarnya apa yang akan dikatakan Zaki sehingga diam saja dari tadi. Rena...apa kamu benar-benar bahagia setelah Dimas tidak lagi bersamamu? dan bahagiakah karena saat ini kamu bersamaku??. Aduh...Zaki sayang.., sebenarnya kurang apa lagi rasa bahagiaku ini akan kutunjukkan kapadamu biar kamu percaya, dari tadi kan aku sudah bilang. Bolehkah aku berkata jujur padamu cantik? Boleh kah aku menjelaskan semua apa yang sebenarnya kurasakan?. Dengan lembut kemudian Rena mengusap pipi Zaki. Bicaralah...aku akan siap mendengarkanmu, apa pun itu. Aku...aku.., selama ini aku, hufthhhhh...!! maaf Renata aku tidak sanggup menjelaskan semuanya. Aku takut kamu akan terluka. Zaki...percaya padaku, jika semua ini demi kebaikan kita dan aku yakin aku tidak akan terluka, karena aku yakin kamu akan tetap mencintai dan selalu bersamaku. Cukup Renata...! aku tak sanggup jika kamu selalu berkata seperti itu, aku tak sanggup mendengarkannya. Lalu apa yang salah pada diriku Zaki? apa yang salah, lalu apa yang akan membuatku terluka? dengan cara apa memangnya kamu akan melaukaiku??katakan Zaki...katakan., “dengan rasa cemas Renata melihat Zaki seperti itu”.
          Cinta memang indah bagi yang merasakan dan menikmati keindahan cinta itu, seperti halnya  cinta Renata kepada Zaki dan rasa sayang Zaki terhadap Renata. Namun apa yang dirasakan dan diharapkan Renata tidak sesuai. Taman indah yang kemudian meredup karena awan semakin menebal membuat suasana menjadi hening, fikiran Renata pun jadi serba salah apa lagi Zaki yang tidak mampu mengatakan sesuatu kapada Renata. Keberanian dan keyakinan Zaki akhirnya mampu membukakan mulutnya dan kembali lagi menatap Renata. Dengan kata yang begitu singkat akhirnya Zaki mangatakan kepada Renata, “ lupakan aku ini yang terbaik’’. Setelah Zaki berkata seperti itu kemudian Renata menangis gemetar seluruh raganya bahkan untuk berkata pun terbata-bata. Zaki....apa yang menyebabkan kamu bicara seperti ini, tolong Zaki beri aku penjelasan..!, Zaki hanya bisa berkata, “Renata ini semua rencanaku dari awal” ini sudah kurencanakan agar kamu menjadi wanita yang tegas untuk memutuskan Dimas, bukankah kamu bahagia setelah pergi dari kahidupan Dimas? Renata.., percaya padaku semua ini kulakukan demi kebaikannmu, aku tidak ingin sahabat sepertimu terluka olehnya. Tapi caramu ini lebih menyakitkan aku Zaki....!!,kalau memang bagini jadinya mengapa kamu harus mambawaku terbang melayang bersama cinta dan bahagia yang kurasakan selama denganmu???, ingatkah kau Zaki, secangkir susu dengan sepotong cokelat di malam itu?kau katakan itu bagian dari isi hatimu, kau suguhkan rasa cinta, kasih, sayang hingga kubahagia menerimamu lalu kini, setelah kau mengajakku terbang kau jatuhkan aku,. Sakit....Zaki...ini lebih sakit..! “dengan nada marah, sedih, Renata katakan itu semua”. Kau boleh membenciku Renata....jika itu yang yang terbaik aku siap bahkan kau tak memaafkanku pun aku siap menerima, karena bagiku ini yang terbaik untukmu. Tabahkan hatimu Renata, aku yakin kamu kuat hadapi ini maafkan diriku, “sambil mengecup kening Renata”. 




                                      *****The end***** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar