Oleh; Sutriani
Secangkir
susu dan sepotong cokelat
Matahari
itu sayup seolah enggan bersinar. Lain halnya dengan suara ayam yang selalu
ricuh di mana induk ayam saling berbagi makanan dengan anaknya. Sungguh, pagi
itu tetap saja tampak indah . Ayah sudah berangkat kerja bu?. ‘’Tanya Renata
yang baru saja bangun tidur’’. Sudah.., kamu ini lo gadis kog bangunnya siang,
mbok ya bangun pagi bantuin ibumu ini masak wong biasanya juga bantuin. Badanku
kurang enak bu, tadi malam ndak bisa tidur, hem...entahlah bu kog aku sekarang
kurang semangat. Sudah....sudah pasti
gara-gara pacar, iya to? Mbok ya kamu itu ndak usah maksa diri begitu. Kalau
memang Dimas udah ndak cocok sama kamu buat apa dipertahankan? Ibu juga pernah
muda nak...., tapi ibu tahu lelaki mana yang bisa dipertahankan dan lelaki mana
yang tidak bisa dipertahankan. coba kamu belajar dari ibumu, dulu sewaktu
ayahmu mendekati ibu banyak sekali pengorbanan yang ayahmu lakukan. Tidak mudah
juga mendapatkan hati ibu, karena ibu tidak ingin hidup ini sia-sia hanya
karena teman dekat, pacar, atau apa lah yang ndak jelas gitu. Tapi ayahmu luar
biasa ketulusannya bisa dipercaya, sedikit pun tidak pernah menyakiti hati ibu.
Sebab itu lah ibu mau diajak ayahmu menikah. Masa depanmu masih panjang ndok...manfaatkanlah
waktu sebaik-baiknya, lakukan yang penting yang ndak penting buang saja
percumah .Coba lihat kedua bola matamu, merah, sembab buat apa pacar ndak bener
ditangisi?, kamu itu lo ndok... kudu diberi motivasi, ndak usahlah punya pacar,
lebih baik punya teman-teman yang banyak tapi yang baik-baik, apa ndak gaul kalau
ndak punya pacar? Hem...heran memang anak zaman sekarang, ‘’ ibu Renata
menggerutu’’. Ibu Renata selalu memberi nasehat dengan bijak, karena tidak
ingin anak satu-satunya itu tergaggu hidupnya hanya karena Dimas. Dari dulu
ibunya memang tidak pernah menyetujui jika Dimas berpacaran dengan anak
putrinya. Renata hanya termenung, menunggu jawaban yang terombang-ambing dalam
benaknya, seolah-olah dia bingung mau kemana menghilangkan beban fikiran yang
tidak tentu arah itu. Bayang-bayang Dimas selalu saja mengahantuinya, masih
tampak jelas sekali kejadian waktu itu di saat Renata mengetahui Dimas masih
saja menjalin hubungan dengan mantan kaksihnya. Ya Gusti......beri petunjuk
atas apa yang menjadi beban fikiranku saat ini, beri kemudahan, beri jalan ke
luar sungguh, sudah tidak sanggup lagi aku mempertahankan cinta ini, “Renata
berdo’a sambil meneteskan air matanya’’.
Sebuah
keajaiban memang bisa datang kapan saja,
pagi, siang, sore, malam bahkan dalam hitungan jam pun tidak dapat dipastikan
kedatangnnya. Entah ada angin apa tiba-tiba Zaki datang membawa keajaiban yang
tidak pernah diduga oleh Renata. Zaki tidak rela jika sahabatnya itu selalu
sedih hanya karena sesuatu hal yang tidak penting dan menjenuhkan itu. Bagi
Zaki membuat Renata semangat dan selalu ceria itu hal yang istimewa karena
sebagai sahabat dalam suka dan duka harus selalu dirasakan bersama. Sebuah restoran romantis ke dua sahabat itu
saling bercanda. sepertinya Renata kini bisa malalui hari-harinya dengan penuh
semangat, berkat Zaki sahabatnya yang pandai sekali menghiburnya di saat Renata
ada masalah. Secangkir susu ini semanis senyummu Renata...., “goda Zaki kapada
Renata”. Coba kamu lihat, dengan tatapan yang serius dan penuh kelembutan
diambilnya sepotong cokelat lalu dimasukkan ke dalam secangkir susu tadi. Apa
maksudmu ini Zaki? tanya Renata serba bingung melihat sahabatnya itu selalu
saja banyak ide”. Sepotong cokelat yang
meleleh dalam secangkir susu ini akan labih manis jika ke duanya tercampur,
rasa manisnya pun takkan terlalu terasa pekat namun terasa sempurna. maksdunya
apa sih Zaki....aku jadi bingung deh. Renata sedikit memahami sepertinya ada
yang tidak beres dengan sahabatnya itu. Renata memang merasa damai dan nyaman
ketika sedang berdua dengan Zaki begitu juga Zaki tidak rela rasanya bila
Renata harus tetap mempertahankan hubungannya dengan Dimas. Digenggamnya
erat-erat tangan Renata kemudian dengan seriusnya Zaki mengatakan bahwa
ungkapan tadi mewakili isi hatinya kepada Renata. “Sesungguhnya, disaat rasa
bahagiamu bersamaku akan menjadi satu
menjadi sebuah rasa yang sempurna bukan terlalu terasa pekat namun terasa
sempurna”, passssss......!! kamu maksud kan Renata? Aku ingin kita menjadi satu, menjadi sebuah rasa yang sempurna aku ingin
kau mampu jalani bersamaku dan bahagia bersamaku. Renata kemudian
mengangguk dan membalas senyum tulus Zaki. Ini cintaku datang, karena aku tahu
bukankah kau selama ini mencintaiku bukan? Kata Zaki sambil mengerlipkan
matanya.
Tampak jelas sudah kebusukan Dimas,
semakin hari semakin menyakitkan. Banyak bukti-bukti yang bisa dijadikan
sebagai penguat alasan Renata memutuskan Dimas. Renata berharap Dimas tidak
lagi mempengaruhi Renata untuk tetap mempertahankan hubungan itu. Renata begitu
putus dengan Dimas dia akan merasa hidup yang begitu sempurna karena Zaki telah
menjadi kekasihnya, sebagai pengganti Dimas. Akhirnya pun di suatu tempat
Renata mengajak Dimas untuk bertemu dan ternyata Dimas pun mengakui
kesalahannya. Meskipun Dimas sudah diputuskan, tetap saja tidak terima dan tidak
ingin mengakhiri hubungannya dengan Renata. Dimas tidak pernah mengakui kalau
dia masih menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya. Renata sudah memutuskan
hal itu, dan memang sudah berjanji tak ingin kembali atau bahkan memafkan
kesalahan Dimas. Cukup sampi di sini Dimas.....selamat tinggal, “ucapan
terakhir Renata kepada Dimas”.
Semakin hari Renata tampak semakin ceria,
bagitu juga dengan Zaki merasa bahagia dan memuji Renata bahwa Renata wanita
yang hebat dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dalam menghadapi sifat
kerasnya Dimas. Bagaimana hari-harimu saat ini Renata??”tanya Zaki dengan nada
yang lembut”. Sambil digenggamnya ke dua tangan Zaki kemudian Renata
membisikkan “Sungguh.....kau hadir menjadikan hidupku lebih berwarna, terima
kasih sayang’’. Zaki hanya tersenyum dan menganggukkan kepala. Terimakasih juga
Renata...ini sudah menjadi takdir. Nanti malam aku ingin mengajakkmu jalan ke
taman di mana kita pernah bermain di sana semasa kecil dulu. Aku bersyukur dan bangga
Zaki, aku mengenalmu bukan hanya saat ini saja namun, sewaktu kecil kita sudah
menjadi seorang sahabat yang saling setia bukan? em..iya, itu benar sayang.
Wah....wah..., kog setiap hari sumringah
terus, ada apa to ndok? Ibu heran sama kamu, penasaran juga ibu mbok cerita
wong biasanya curhat. Ibu Renata ternyata memperhatikan sifat Renata
akhir-akhir ini yang tidak seperti biasanya. Diceritakan semua masalah-masalah
yang sudah dihadapinya, dari dia bisa memutuskan Dimas sampai dia jadian dengan
Zaki. Ibu Renata hanya tersenyum dan sepertinya memang setuju anak putri
satu-satunya berteman dekat dengan Zaki. Ingat ndok...., kalau sedang bahagia
jangan terlalu bahagia, kalau sedih juga jangan terlalu sedih sekarang jalani
saja dengan Zaki mudah-mudahan hari-harimu selalu ceria. Ibu kan juga suka lihatnya,
ya ndok? Makasih ibu..,
Malam yang dijanjikan Zaki untuk
bertemu dengan Renata di sebuah taman tidak jauh dari rumahnya. Taman yang
indah dengan bunga-bunga yang tersusun rapi mereka saling bercanda dan ingin
menghabiskan waktu hingga tiada ujung bersama Zaki. Di taman itu lah Zaki
melihat Renata tampak lebih cantik, manis senyum Renata yang memang tidak bisa
dilupakan. Banyak sudah ungkapan-ungkapan bahagia dan syukur kepada Zaki. Namun
Zaki hanya terdiam dan tidak seperti biasanya. Zaki...apa kamu bisa merasakan
apa yang aku rasakan?saat ini, kemarin, bahkan setiap aku ada didekatmu..? aku
ingin bahagia hanya bersamamu Zaki. Ternyata rembulan yang bersinar perlahan meredup
karena tertutup awan yang begitu tebal. Taman yang indah itu menjadi gelap,
kerlip lampu pun tak mampu menghiasi gelapnya taman malam itu. Zaki...., kenapa
kamu diam saja?kamu jahat Zaki.., dipukul-pukulnya pundak Zaki dengan rengekan
manjanya Rena. Kemudian Zaki menatap mata Rena dengan penuh kasih. Semakin
penasaran Rena sebenarnya apa yang akan dikatakan Zaki sehingga diam saja dari
tadi. Rena...apa kamu benar-benar bahagia setelah Dimas tidak lagi bersamamu?
dan bahagiakah karena saat ini kamu bersamaku??. Aduh...Zaki sayang..,
sebenarnya kurang apa lagi rasa bahagiaku ini akan kutunjukkan kapadamu biar
kamu percaya, dari tadi kan aku sudah bilang. Bolehkah aku berkata jujur padamu
cantik? Boleh kah aku menjelaskan semua apa yang sebenarnya kurasakan?. Dengan
lembut kemudian Rena mengusap pipi Zaki. Bicaralah...aku akan siap mendengarkanmu,
apa pun itu. Aku...aku.., selama ini aku, hufthhhhh...!! maaf Renata aku tidak
sanggup menjelaskan semuanya. Aku takut kamu akan terluka. Zaki...percaya
padaku, jika semua ini demi kebaikan kita dan aku yakin aku tidak akan terluka,
karena aku yakin kamu akan tetap mencintai dan selalu bersamaku. Cukup Renata...!
aku tak sanggup jika kamu selalu berkata seperti itu, aku tak sanggup
mendengarkannya. Lalu apa yang salah pada diriku Zaki? apa yang salah, lalu apa
yang akan membuatku terluka? dengan cara apa memangnya kamu akan melaukaiku??katakan
Zaki...katakan., “dengan rasa cemas Renata melihat Zaki seperti itu”.
Cinta memang indah bagi yang merasakan
dan menikmati keindahan cinta itu, seperti halnya cinta Renata kepada Zaki dan rasa sayang Zaki
terhadap Renata. Namun apa yang dirasakan dan diharapkan Renata tidak sesuai.
Taman indah yang kemudian meredup karena awan semakin menebal membuat suasana
menjadi hening, fikiran Renata pun jadi serba salah apa lagi Zaki yang tidak
mampu mengatakan sesuatu kapada Renata. Keberanian dan keyakinan Zaki akhirnya
mampu membukakan mulutnya dan kembali lagi menatap Renata. Dengan kata yang
begitu singkat akhirnya Zaki mangatakan kepada Renata, “ lupakan aku ini yang
terbaik’’. Setelah Zaki berkata seperti itu kemudian Renata menangis gemetar
seluruh raganya bahkan untuk berkata pun terbata-bata. Zaki....apa yang
menyebabkan kamu bicara seperti ini, tolong Zaki beri aku penjelasan..!, Zaki
hanya bisa berkata, “Renata ini semua rencanaku dari awal” ini sudah
kurencanakan agar kamu menjadi wanita yang tegas untuk memutuskan Dimas,
bukankah kamu bahagia setelah pergi dari kahidupan Dimas? Renata.., percaya
padaku semua ini kulakukan demi kebaikannmu, aku tidak ingin sahabat sepertimu
terluka olehnya. Tapi caramu ini lebih menyakitkan aku Zaki....!!,kalau memang
bagini jadinya mengapa kamu harus mambawaku terbang melayang bersama cinta dan
bahagia yang kurasakan selama denganmu???, ingatkah kau Zaki, secangkir susu
dengan sepotong cokelat di malam itu?kau katakan itu bagian dari isi hatimu,
kau suguhkan rasa cinta, kasih, sayang hingga kubahagia menerimamu lalu kini,
setelah kau mengajakku terbang kau jatuhkan aku,. Sakit....Zaki...ini lebih
sakit..! “dengan nada marah, sedih, Renata katakan itu semua”. Kau boleh membenciku
Renata....jika itu yang yang terbaik aku siap bahkan kau tak memaafkanku pun
aku siap menerima, karena bagiku ini yang terbaik untukmu. Tabahkan hatimu
Renata, aku yakin kamu kuat hadapi ini maafkan diriku, “sambil mengecup kening
Renata”.
*****The
end*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar