KONSTRUKSI
GENDER DALAM NOVEL GENI JORA
KARYA
ABIDAH EL-KHALIEQY
1.
Konstruksi
Gender dalam Novel Geni Jora
Contoh
aplikasi kritik sastra feminis terhadap salah satu tokoh Kejora dalam novel
Geni Jora karya Abidah El-Khalieqy. Ketika seseorang dilahirkan dengan seks
perempuan dalam masyarakat Jawa, Islam, maka tanpa keinginannya sendiri ia
ibarat terperangkap dalam labirin patriarkat dan feodalisme. Hal ini karena
struktur sosial Jawa yang patriarkat telah memposisikan perempuan dalam posisi
bersubordinasi dari laki-laki.
Konstruksi
gender, khususnya yang berkaitan dengan perbedaan peran dan relasi antara
perempuan dengan laki-laki merupakan salah satu hal yang telah mengarusi
sejumlah novel Indonesia. Berdasarkan observasi awal terhadap sejumlah novel
Indonesia menjadi gambaran mengenai peran dan relasi gender dengan berbagai
citra dan warna tampak mengemuka. Konstruksi gender yang yang terepresentasi
dalam novel-novel Indonesia dapat dikaji dengan kritik sastra feminis. Kritik
sastra feminis merupakan salah satu ragam kritik sastra (kajian sastra) yang
mendasarkan pada pemikiran feminisme yang menginginkan adanya keadilan dalam
memandang eksistensi perempuan
Tujuan
utama kritik sastra feminis adalah menganalisis relasi gender, situasi ketika
perempuan berada dalam dominasi laki-laki (Flax, dalam Nicholson, peny., 1990:
40). Melalui kritik sastra feminis akan dideskripsikan opresi perempuan yang
terdapat dalam karya sastra (Humm, 1986: 22).
Dari
sejumlah novel Indonesia yang merepresentasikan rekonstruksi gender, dipilih
novel berjudul Geni Jora karya Abidah El-Khalieqy. Dalam karya-karyanya,
Khalieqy merupakan salah seorang sastrawan perempuan yang konsisten mengangkat
persoalan perempuan dalam hubungannya dengan kultur patriarkat dan agama islam,
khususnya masyarakat pesantren. Karena isu gender yang diangkat dalam novel
tersebut berkaitan dengan kultur patriarkat dan pemahaman terhadap agama islam
maka konstruksi gender dalam novel tersebut akan dipahami dengan menggunakan
perspektif feminisme islam.
Konsep
gender dibedakan dengan seks. Seks ditentukan oleh ciri-ciri biologis sementara
gender bernuansa psikologis, sosiologis dan budaya (Humm, 2007:177-178, Mosis
2007: 2-3).
Pengertian
feminisme islam mulai dikenal sejak tahun 1990-an (Mojab, 2001). Kekhasan
feminisme islam adalah berupaya untuk membongkar sumber-sumber permasalahan
dalam ajaran islam dan mempertanyakan penyebab munculnya dominasi laki-laki
dalam penafsiran hadis dan Al-Qur’an (Fatma, 2007: 37).
Baroroh
(2002: 201) mengatakan bahwa ada dua fokus perhatian pada feminis muslim dalam
memperjuangkan kesetaraan gender. Pertama, ketidaksetaraan antara laki-laki dan
perempuan dalam struktur sosial masyarakat. Kedua, berhubungan dengan relasi
gender dengan bertolak dari prinsip dasar ajaran, yakni keadilan dan kesamaan
derajat.
b.
perempuan sebagai kelas kedua
spirit
feminisme dalam novel Geni Jora dihadirkan untuk mengcounter konstruksi gender
yang menempatkan perempuan sebagai the second class yang harus selalu mengalah,
inferior, tidak dihargai, tunduk dan patuh dalam kekuasaan patriarkat. Wally
(1989: 213-220) mengemukakah bahwa patriarkat adalah sebuah sistem dari
struktur sosial, praktik yang menempatkan laki-laki dalam posisi dominan,
menindas dan mengeksploitasi perempuan. Di samping perempuan ditempatkan di
sektor domestik, novel ini juga menunjukkan relasi suami istri yang tidak
setara, terutama dalam keluarga yang mempraktikkan poligami. Dalam ajaran islam
praktik poligami yang dilakukan sejumlah laki-laki, didasarkan pada Q.S. 4:3
(An-Nisa’, ayat 3) dengan berbagai syarat.
Di
samping konstruksi gender yang menomorduakan perempuan, Geni Jora juga
menunjukkan dominasi patriarkat yang terwujud dalam tindak semena-mena dan
kekerasan seksual yang dilakukan oleh laki-laki.
Dari
perspektif feminisme islam, novel Geni Jora tampak mengkritiki dominasi
patriarkat yang memiliki pengaruh besar terhadap interpretasi, penghayatan dan
kehidupan beragama di kalangan masyarakat pemuka agama islam, khususnya di
pesantren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar