Jumat, 02 November 2012

Konstruksi Gender Dalam Novel Geni Jora


KONSTRUKSI GENDER DALAM NOVEL GENI JORA
KARYA ABIDAH EL-KHALIEQY
1.      Konstruksi Gender dalam Novel Geni Jora
Contoh aplikasi kritik sastra feminis terhadap salah satu tokoh Kejora dalam novel Geni Jora karya Abidah El-Khalieqy. Ketika seseorang dilahirkan dengan seks perempuan dalam masyarakat Jawa, Islam, maka tanpa keinginannya sendiri ia ibarat terperangkap dalam labirin patriarkat dan feodalisme. Hal ini karena struktur sosial Jawa yang patriarkat telah memposisikan perempuan dalam posisi bersubordinasi dari laki-laki. 
Konstruksi gender, khususnya yang berkaitan dengan perbedaan peran dan relasi antara perempuan dengan laki-laki merupakan salah satu hal yang telah mengarusi sejumlah novel Indonesia. Berdasarkan observasi awal terhadap sejumlah novel Indonesia menjadi gambaran mengenai peran dan relasi gender dengan berbagai citra dan warna tampak mengemuka. Konstruksi gender yang yang terepresentasi dalam novel-novel Indonesia dapat dikaji dengan kritik sastra feminis. Kritik sastra feminis merupakan salah satu ragam kritik sastra (kajian sastra) yang mendasarkan pada pemikiran feminisme yang menginginkan adanya keadilan dalam memandang eksistensi perempuan
Tujuan utama kritik sastra feminis adalah menganalisis relasi gender, situasi ketika perempuan berada dalam dominasi laki-laki (Flax, dalam Nicholson, peny., 1990: 40). Melalui kritik sastra feminis akan dideskripsikan opresi perempuan yang terdapat dalam karya sastra (Humm, 1986: 22).
Dari sejumlah novel Indonesia yang merepresentasikan rekonstruksi gender, dipilih novel berjudul Geni Jora karya Abidah El-Khalieqy. Dalam karya-karyanya, Khalieqy merupakan salah seorang sastrawan perempuan yang konsisten mengangkat persoalan perempuan dalam hubungannya dengan kultur patriarkat dan agama islam, khususnya masyarakat pesantren. Karena isu gender yang diangkat dalam novel tersebut berkaitan dengan kultur patriarkat dan pemahaman terhadap agama islam maka konstruksi gender dalam novel tersebut akan dipahami dengan menggunakan perspektif feminisme islam.
Konsep gender dibedakan dengan seks. Seks ditentukan oleh ciri-ciri biologis sementara gender bernuansa psikologis, sosiologis dan budaya (Humm, 2007:177-178, Mosis 2007: 2-3).
Pengertian feminisme islam mulai dikenal sejak tahun 1990-an (Mojab, 2001). Kekhasan feminisme islam adalah berupaya untuk membongkar sumber-sumber permasalahan dalam ajaran islam dan mempertanyakan penyebab munculnya dominasi laki-laki dalam penafsiran hadis dan Al-Qur’an (Fatma, 2007: 37).
Baroroh (2002: 201) mengatakan bahwa ada dua fokus perhatian pada feminis muslim dalam memperjuangkan kesetaraan gender. Pertama, ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam struktur sosial masyarakat. Kedua, berhubungan dengan relasi gender dengan bertolak dari prinsip dasar ajaran, yakni keadilan dan kesamaan derajat.
b. perempuan sebagai kelas kedua
spirit feminisme dalam novel Geni Jora dihadirkan untuk mengcounter konstruksi gender yang menempatkan perempuan sebagai the second class yang harus selalu mengalah, inferior, tidak dihargai, tunduk dan patuh dalam kekuasaan patriarkat. Wally (1989: 213-220) mengemukakah bahwa patriarkat adalah sebuah sistem dari struktur sosial, praktik yang menempatkan laki-laki dalam posisi dominan, menindas dan mengeksploitasi perempuan. Di samping perempuan ditempatkan di sektor domestik, novel ini juga menunjukkan relasi suami istri yang tidak setara, terutama dalam keluarga yang mempraktikkan poligami. Dalam ajaran islam praktik poligami yang dilakukan sejumlah laki-laki, didasarkan pada Q.S. 4:3 (An-Nisa’, ayat 3) dengan berbagai syarat.
Di samping konstruksi gender yang menomorduakan perempuan, Geni Jora juga menunjukkan dominasi patriarkat yang terwujud dalam tindak semena-mena dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh laki-laki.
Dari perspektif feminisme islam, novel Geni Jora tampak mengkritiki dominasi patriarkat yang memiliki pengaruh besar terhadap interpretasi, penghayatan dan kehidupan beragama di kalangan masyarakat pemuka agama islam, khususnya di pesantren.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar